Jumat, 25 Desember 2015

추억 #3



“Selamat”, Ucapku tanpa melihat wajahnya dan melewati tubuhnya yang masih berdiri di depan pintu.
            “Eun Ji-ya..” panggilnya padaku. Aku harus terpaksa berhenti.
            “Ayo kita luangkan waktu” ajaknya.
            “Mianhae!” jawabku dengan tegas dan singkat. Lalu pergi menjauh dari Soo Ra.
            Entah apa yang nanti akan terjadi dan akan kusaksikan tiap harinya di kampus. Aku merasa kampus ini bukan lagi tempat yang menyenangkan untuk belajar! Aku merasa kampus ini sudah menjadi bagian dari iklan melalui short drama ini. Kesal? Ya. Sangat kesal. Bukan hanya kampus mengizinkan untuk lokasi syuting! Tapi kuakui, aku kesal lebih kepada alasan pribadi. Entahlah apa aku akan bergabung dengan tim kontra.
            “Eun Ji-yaaa…!!” teriak Kwang Soo yang suaranya sudah sangat akrab di telingaku.
            “Ya! Kau kemana saja?! Aishh jinjja..”, kesalnya padaku. “Kau tau, barusan aku mengambil gambar dengan Park Chanyeol dan Kim So Raa! Lihat..” tawarnya padaku dengan handphone barunya. Sama sekali aku tak berminat menanggapi ocehannya. Lalu ocehannya terhenti ketika seseorang menghampiriku dan Kwang Soo yang tengah duduk di lorong perpustakaan. Kwang Soo hanya ternganga kegirangan.
            “Chanyeol…” gumamnya.
            “Permisi, boleh aku pinjam Eun Ji sebentar?” tanyanya pada Kwang Soo yang masih melongo.
            “Ne?” tanggapnya tak percaya. Aku hanya memalingkan wajahku yang tak tahan melihat sikapnya yang sok manis didepan orang lain!. Dia tersenyum melihatku, dan menyeret tanganku. Aku gelagapan, berusaha untuk mengimbangi ajakan paksa itu.
            “Aiisshh.. jinjja!!” umpatku seraya melepaskan lenganku dari genggamannya. “Apa yang kau mau, oh?”
            “Aku tau, semuanya bakal begini. Aku tau, sekarang kau benci aku lebih dari apapun! Tapi, jangan benci sahabatmu!”
            “Oh.. sekarang ini alibinya? Menggunakan namaku seakan-akan aku jahat padanya, oh?” Aku tak habis pikir, sekarang dia berani mengadu.
            “Ani, aku tau…”
            “Cukup!” potongku sebelum dia sempat melanjutkan perkataannya. Aku menghembuskan nafas yang sepertinya penuh sesak di paru-paruku, dan melengos untuk meninggalkan dia.
            “Eun Ji..” panggilnya. “Eun Ji-ya…” lanjutnya. “Gall Eun Ji-ya”
            Aku terhenti seketika mendengarnya memanggil namaku. Ingatanku kembali lagi ke masa-masa itu. ketika iya suka memanggilku gallon, dan aku memanggilnya lonceng “Chan-i Bangwool”.
            Aku merasakan tubuhnya mendekat ke arahku, ketika telapak tangannya akan mendarat di pundakku, aku menghindarinya pergi menjauh dari tubuh jangkungnya.
            “Aku tak pernah menyangka seperti inilah sifatmu sebenarnya. Ku kira kau berbeda dari yeoja-yeoja lain. Ku kira kau adalah yeoja yang kucari. Ku kira  kau adalah yeoja pemaaf yang menyayangi orang di dekatmu. Sahabat lamamu. Tapi ternyata… aku tak menyesal saat hari itu datang, saat ketika aku memutuskan hubungan kita. Saat aku merasa sangat kesepian tanpa ada dirimu, saat aku menyesal memutuskanmu. Tapi sekarang aku tau. Ini dirimu kan? Wajah lain dari seorang Kang Eun Ji”
            Kata-katanya merobek seluruh kepercayaan diriku, menghabiskan semua energiku. Aku hanya diam di tempat. Lalu dia melewatiku. “Kang Eun Ji, semoga kau bahagia selama aku dan So Raa disini” lanjutnya dan meninggalkanku sendirian yang masih tak percaya dia berkata begitu.
            Ini hari apa? Tanyaku dalam hati, kenapa begitu berat? Bahkan semua beban seperti dipikul di pundakku yang kecil. Aku tersungkur di lantai batu atap gedung. Tak pernah sekali pun kata-katanya yang tak pernah lolos dari ingatanku, sekecil apapun! Saat ketika aku jatuh dia menghiburku “Ada saatnya seseorang jatuh, jalan dengan baik”. Apalagi dia berkata seperti itu yang pasti akan menempati ruang khusus di memori otakku. Aku merasa menjadi yeoja yang patut dibenci orang.

0 komentar:

Posting Komentar